Ganti Arah Strategi AC Milan di Bawah Kepemimpinan Baru, Seperti Apa?
AC Milan, salah satu klub sepak bola terbesar dan paling ikonik di dunia, saat ini tengah memasuki babak baru yang penuh dinamika dan tantangan.
Setelah perjalanan panjang dengan berbagai puncak kejayaan, Rossoneri kini menghadapi sebuah momen krusial yang menuntut perubahan besar dalam struktur kepemimpinan serta strategi klub secara keseluruhan. Pergantian arah strategi ini dipicu oleh perubahan sumber daya manusia di ruang manajemen hingga pengaruhnya ke sektor teknis dan taktik di lapangan. Untuk informasi lebih lengkap mengenai sepak bola, anda bisa langsung klik link LIGA ITALIA.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Latar Belakang Krisis dan Pentingnya Perubahan
Musim kompetisi 2024/2025 menjadi babak suram bagi AC Milan. Tim mengalami penurunan performa signifikan dan gagal lolos ke kompetisi Eropa. Sesuatu yang biasanya menjadi hal rutin bagi klub sebesar Milan. Ketidakstabilan ini bukan hanya berdampak pada hasil pertandingan, tetapi juga melemahkan moral tim dan kepercayaan pendukung. Kepergian sosok penting di manajemen seperti Paolo Maldini dan Ricky Massara sejak Juli 2022 meninggalkan kekosongan dalam visi dan filosofi klub.
Paolo Maldini, sebagai ikon sekaligus penjamin tradisi dan pola rekruitmen pemain yang berimbang dengan karakter Milan. Memiliki peran vital dalam membangun kekuatan jangka panjang klub. Dengan kepergiannya, konsistensi strategis mulai terganggu. Transfer pemain berubah lebih berbasis pasar tanpa visi teknis yang matang, sementara pengambilan keputusan terkait pelatih mulai kurang sinkron dengan karakter klub.
Pergantian Kepemimpinan dan Dampaknya Pada Strategi
Salah satu perubahan terbesar terjadi di posisi direktur olahraga. Igli Tare resmi diangkat sebagai direktur olahraga baru AC Milan, menggantikan posisi yang sebelumnya ditargetkan untuk Tony D’Amico dari Atalanta. Keputusan ini membawa perubahan dramatis pada strategi klub, terutama dalam perekrutan pelatih dan kebijakan transfer pemain.
Tare datang dengan visi yang memengaruhi komposisi staf pelatih; misalnya, Maurizio Sarri, yang semula dianggap kandidat utama pelatih baru. Harus tergeser karena hubungan buruknya dengan Tare yang pernah terjadi selama kerja sama mereka di Lazio. Hal ini membuat Vincenzo Italiano, pelatih Bologna yang kini menjadi prioritas utama Milan, menjadi sosok yang dilirik dengan serius.
Tidak hanya pelatih, perubahan ini juga berdampak pada struktur tim dan strategi permainan. Tare membawa angin segar dengan mengusung pendekatan yang lebih stabil dan menghindari konflik internal yang pernah terjadi pada masa lalu klub. Selain itu, manajemen baru diharapkan dapat menerapkan pendekatan yang lebih profesional dan terintegrasi agar Milan dapat bangkit kembali dengan visi jangka panjang yang kuat.
Baca Juga: Napoli dan Juventus Memperebutkan Kevin De Bruyne
Strategi Taktik dan Perubahan AC Milan di Lapangan
Di lapangan, AC Milan juga melakukan eksperimen untuk mencari formula terbaik dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Pelatih Sergio Conceicao sempat mencoba formasi 3-4-3 yang berhasil mendatangkan beberapa kemenangan penting. Formasi ini memperlihatkan potensi maksimal para pemain sayap seperti Theo Hernandez dan Rafael Leao dengan memberikan kebebasan lebih besar dalam peran mereka. Serta memaksimalkan peran gelandang box-to-box seperti Tijjani Reijnders.
Konsep ini membawa perubahan signifikan dalam permainan Milan, menciptakan kombinasi serangan yang eksplosif dan keseimbangan lini tengah yang lebih baik. Namun, inovasi ini tetap belum cukup untuk mengangkat performa konsisten sepanjang musim, dan musim berakhir dengan kegagalan mencapai target utama. Salah satunya melaju jauh di Coppa Italia ataupun Liga Champions.