LIGA ITALIA

Informasi Terupdate Liga Italia

Ranieri Sebut Wasit Berat Sebelah Saat Imbang dari Porto

Bagikan

AS Roma harus puas pulang dengan hasil imbang, Ranieri sebut wasit berat sebelah pada laga tandang ke markas Porto.

Ranieri Sebut Wasit Berat Sebelah Saat Imbang dari Porto

Kegeraman Ranieri memuncak hingga ia menolak bersalaman dengan wasit usai pertandingan dan memerintahkan para pemainnya untuk tidak melakukan hal serupa. Di bawah ini LIGA ITALIA akan membahas tentang, Ranieri sebut wasit berat sebelah saat imbang dari Porto.

Kartu Kuning dan Merah Kontroversial Menimpa Roma

Pertandingan yang berlangsung di Estadio do Dragao itu memang berlangsung sengit. Namun, sorotan utama tertuju pada kepemimpinan wasit yang dianggap kontroversial. Roma harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-72 setelah Bryan Cristante mendapatkan kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan.

Selain itu, seorang anggota staf pelatih Roma juga mendapat kartu merah dari pinggir lapangan. Secara keseluruhan, Stieler mengeluarkan delapan kartu kuning untuk pemain Roma, sementara hanya tiga kartu kuning yang diberikan kepada pemain Porto. Ketidakseimbangan jumlah kartu ini menjadi salah satu alasan utama kemarahan Ranieri.

Ranieri merasa bahwa banyak keputusan wasit merugikan timnya. Ia juga menyoroti bahwa permintaan pergantian pemain yang diajukannya sebelum gol penyeimbang Porto diabaikan oleh ofisial pertandingan. “Kami meminta pergantian pemain, linesman tahu akan ada pergantian pemain,” ujar Ranieri dengan nada kesal.

Ranieri Pertanyakan Penunjukan Wasit oleh UEFA

Lebih jauh, Ranieri mempertanyakan keputusan UEFA menunjuk Stieler sebagai wasit untuk pertandingan ini. Ia menuding ada indikasi conflict of interest mengingat rekor Stieler yang kurang menguntungkan bagi tim tamu dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya. Ranieri mengungkapkan bahwa dari 22 pertandingan yang dipimpin Stieler, tim tamu hanya berhasil meraih sembilan hasil imbang, sementara sisanya dimenangkan oleh tim tuan rumah.

“Saya marah kepada Rosetti (Roberto Rosetti, Kepala Komite Wasit UEFA), yang biasanya tegak lurus, tetapi keputusan macam apa ini? Mengirim seorang wasit yang mana tim tamu hanya mencatat 9 hasil imbang dan sisanya kekalahan dalam 21 pertandingan?” tanya Ranieri dengan nada tinggi.

Ranieri merasa bahwa dengan menunjuk wasit dengan rekam jejak seperti itu, UEFA seolah-olah memberikan keuntungan yang tidak adil bagi Porto.

Ia bahkan menuding Stieler sengaja menunggu momen yang tepat untuk memberikan keuntungan bagi tim tuan rumah. “Menurut pendapat saya, dia menunggu sesuatu terjadi di dalam kotak penalti sehingga dia bisa memberi mereka kemenangan,” tuding Ranieri.

Baca Juga: Jay Idzes Gagal Memenangkan Pertandingan Venezia vs Verona!

Pemain Roma Gugup Akibat Kartu Kuning

Pemain Roma Gugup Akibat Kartu Kuning

​Rentetan keputusan kontroversial yang dikeluarkan oleh wasit Stieler sepanjang pertandingan tak pelak memberikan dampak psikologis yang signifikan bagi para pemain AS Roma.​ Claudio Ranieri, dengan jujur mengakui bahwa timnya bermain di bawah tekanan akibat ancaman kartu kuning yang terus membayangi.

Ia menilai bahwa Stieler terlalu ringan tangan dalam memberikan hukuman, sehingga para pemain Roma harus berhati-hati dalam setiap tindakan mereka di lapangan. Ketakutan untuk melakukan pelanggaran yang berujung kartu kuning membuat permainan menjadi kaku dan kurang lepas.

Beban mental yang berat ini jelas memengaruhi performa tim secara keseluruhan, menghambat kreativitas dan agresivitas yang seharusnya menjadi ciri khas permainan Roma. Ranieri secara implisit menyayangkan bahwa pemainnya bermain dengan beban mental, “Anak-anak gugup tentang kartu kuning, Anda tidak bisa menunjukkan kartu begitu saja,” serunya.

Meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit dan tekanan psikologis yang tinggi, Ranieri tetap memberikan apresiasi atas perjuangan para pemainnya. Ia menyoroti semangat pantang menyerah dan determinasi yang ditunjukkan oleh para pemain untuk meraih hasil imbang di kandang Porto.

Menurutnya, hasil imbang ini merupakan buah dari kerja keras dan soliditas tim, meski harus bermain dengan 10 pemain di sisa pertandingan. Ranieri mengakui bahwa pertandingan tersebut tidaklah mudah. Namun ia bangga dengan bagaimana para pemainnya mampu mengatasi tantangan dan memberikan yang terbaik di lapangan.

Pengakuan atas usaha keras ini, yang menurut Ranieri diungkapkan dengan, “Kami bermain sangat baik malam ini,” menandakan bahwa meskipun ada kekecewaan atas kepemimpinan wasit, sang pelatih tetap memberikan dukungan moral kepada para pemainnya.

Ranieri Minta Pemain Tidak Protes dan Menolak Bersalaman dengan Wasit

Menyadari potensi kerugian akibat keputusan wasit, Ranieri telah menginstruksikan para pemainnya untuk tidak melakukan protes berlebihan selama pertandingan. Ia ingin para pemainnya fokus pada permainan dan tidak terpancing emosi. “Saya mengatakan kepada anak-anak untuk tidak pernah protes, itu bukan kesalahan wasit. Dia yakin dia melakukan pekerjaannya dengan baik, tidak apa-apa,” jelas Ranieri.

Sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan wasit, Ranieri menolak untuk bersalaman dengan Stieler usai pertandingan. Ia juga memerintahkan para pemainnya untuk tidak melakukan hal serupa. “Saya mengirim anak-anak pergi karena wasit tidak pantas mendapatkan penghormatan di lapangan internasional … apakah Anda bercanda?” ungkap Ranieri dengan nada geram.

Roma Layangkan Surat Protes Resmi ke UEFA

​Sebagai tindak lanjut atas serangkaian kontroversi yang terjadi dalam pertandingan melawan Porto, AS Roma secara resmi melayangkan surat protes kepada UEFA, badan sepak bola tertinggi Eropa.​ Langkah ini diambil sebagai bentuk ketidakpuasan mendalam terhadap kinerja wasit Tobias Stieler yang dinilai sangat merugikan tim.

Keputusan untuk mengajukan protes resmi ini didukung penuh oleh pemilik klub, keluarga Friedkin, yang merasakan adanya ketidakadilan dalam kepemimpinan pertandingan tersebut.

Keluarga Friedkin, yang dikenal memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai fair play. Merasa bahwa keluhan resmi perlu disampaikan kepada UEFA agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Dukungan penuh dari pemilik klub ini menunjukkan keseriusan AS Roma dalam menanggapi permasalahan ini dan menegaskan tekad mereka untuk memperjuangkan keadilan dalam setiap pertandingan yang dijalani.

Surat protes ini diharapkan tidak hanya menjadi catatan keluhan semata, tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi perbaikan sistem perwasitan di sepak bola Eropa. AS Roma berharap agar UEFA memberikan perhatian serius terhadap isi surat tersebut dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja wasit Stieler.

Lebih dari itu, Roma juga berharap agar UEFA dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas penunjukan wasit di pertandingan-pertandingan penting di masa depan. Mereka berharap UEFA lebih selektif dalam memilih wasit yang bertugas, dengan mempertimbangkan rekam jejak dan reputasi mereka.

Tujuan utama dari protes ini adalah untuk menciptakan lingkungan pertandingan yang lebih adil dan sportif. Di mana setiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kemenangan tanpa harus dirugikan oleh keputusan-keputusan kontroversial wasit.

UEFA Terkejut dan Siap Menyelidiki

Menanggapi rencana protes Roma, UEFA dikabarkan terkejut dan tidak senang dengan pernyataan Ranieri di media pasca-pertandingan. UEFA mempertimbangkan pekerjaan wasit Stieler sudah benar dan membantah statistik yang disorot oleh Ranieri.

Bahkan, UEFA berpotensi menjatuhkan sanksi denda kepada Roma atas komentar-komentar pedas Ranieri. Namun, UEFA juga akan menyoroti daftar wasit yang telah memimpin pertandingan Roma dalam tiga tahun terakhir, termasuk nama-nama besar seperti Anthony Taylor.

Demikian berita seputar sepak bola terbaru mengenai, Ranieri sebut wasit berat sebelah saat imbang dari Porto. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.